mursyid naqsyabandiyyah cabang petak

Setelah al-‘arif billaah Hadrotus-Syeikh Muhammad Jufri al-haj bin Abdul Jalil al-Fattaiy wafat, yaitu pada tanggal 25 Jumadil Ula 1383 H, maka Thoriqoh Naqsyabandiyyah Kholidiyyah diteruskan oleh Putera beliau yaitu al-‘arif billaah Hadrotus-Syeikh Musyaffa’ al-Jufri al-Fattaiy. Tapi karena beliau ada tugas dari pemerintah sebagai penghulu dan tidak berdomisili di Petak, beliau tidak bisa melaksanakan tugas sebagai Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyyah Kholidiyyah, maka tugas ke-Mursyidan yang berupa memimpin Kholwat, tawajjuhan, selasan dan lain sebagainya dilimpahkan kepada adik beliau yaitu al-‘arif billaah Hadrotus-Syeikh Maesur Jufri al-Fattaiy. Pada masa kepemimpian beliau ini Thoriqoh Naqsyabandiyyah Kholidiyyah mulai membuka cabang di berbagai daerah dengan cara mengangkat Mursyid untuk daerah-daerah tertentu. Pembukaan cabang tersebut meliputi wilayah Kab. Semarang, Boyolali, Magelang, Temanggung, dan bahkan sampai di wilayah Kab. Ponorogo. Pada saat sekitar 2 tahun sebelum beliau wafat ada seorang santri thoriqoh yang mukasyafah, santri tersebut bertemu dengan Al ‘arif billah Hadrotusy syeikh ‘Abdul Jalil al haj dan al-‘arif billaah Hadrotus-Syeikh Muhammad Jufri al-haj bin Abdul Jalil al-Fattaiy yang memberikan beberapa amanah yang harus ia sampaikan kepada Al ‘arif billah Hadrotusy syeikh Maesur bin Jufri bin ‘Abdul Jalil al haj al-Fattaiy, santri tersebut adalah K. Amin Khoironi ALB. Amanah tersebut antara lain :
1. Jatah haji Al ‘arif billah Hadrotusy syeikh Maesur bin Jufri bin ‘Abdul Jalil al haj al-Fattaiy masih satu kali lagi
2. Setelah Al ‘arif billah Hadrotusy syeikh Maesur bin Jufri bin ‘Abdul Jalil al haj al-Fattaiy wafat, mursyid thoriqoh naqsyabandiyyah kholidiyyah Petak agar dilimpahkan kepada menantu beliau yaitu Hadrotus-Syeikh Muhammad Maghfur al-Haj
Al ‘arif billah Hadrotusy syeikh Maesur bin Jufri bin ‘Abdul Jalil al haj al-Fattaiy wafat pada usia 78 tahun yaitu pada tgl 2 Muharrom 1423 H. Beliau memimpin Thoriqoh Naqsyabandiyyah Kholidiyyah selama 48 tahun, yaitu antara tahun 1335 H s/d 1423 H. Sebelum wafat kurang 1 ( satu ) hari beliau sempat memberikan amanah ke-Mursyidan kepada putera menantu beliau yaitu Al ‘arif billah Hadrotusy syeikh Muhammad Maghfur al-haj, sesuai dengan amanah dari Al ‘arif billah Hadrotusy syeikh ‘Abdul Jalil al haj dan al-‘arif billaah Hadrotus-Syeikh Muhammad Jufri al-haj bin Abdul Jalil al-Fattaiy melalui seorang santri yang mukasyafah tersebut karena putera-putera beliau belum ada yang berbai’ah Thoriqoh. Ada seorang yang sudah berba’ah yaitu K. Anhar Maesur, akan tetapi beliau belum mancapai maqom mursyid.

KORIPAN SUSUKAN

Pecinta berjanjenan dan sholawatanPengajian Muslimat NU Koripan
Muslimat NU Koripan Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah hari Jum’at tanggal 29 Juli 2011 mengadakan Pengajian dalam rangka Lapanan Muslimat NU Ranting desa Koripan dan Targhib Ramadhan (kegiatan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan) bertempat di halaman Masjid Darussalam Koripan. Warga Muslimat dari berbagai daerah, ada yang dari Semagu, Ngabeyan, Glundungan, Krandon, Kenteng, dan lain sebagainya berdatangan untuk mendengarkan pengajian yang disampaikan oleh Bp. K. Zumri Abdillah, Ketua LP Ma’arif NU Anak Cabang Kecamatan Susukan yang ditugaskan oleh LDNU (Lembaga Da’wah Nahdlotul Ulama). Kepala desa Koripan Dwi Astutiningrum juga berkenan hadir pada acara tersebut.

Acara tersebut juga dimeriahkan oleh Group Rebana PeJanTan (Pecinta berJanjenan dan sholawaTan) dari Remaja Masjid Darussalam Koripan yang dipimpin langsung oleh Kepala Dusun Koripan yaitu Bapak Slamet mawardi yang dibantu oleh salah satu ketua RTnya yaitu Moh. Arifin, S.Ag.